SOLOPOS.COM - Tim SAR Gabungan, mengevakuasi jasad Suryanto, di sungai Opak, Imogiri, Rabu (22/6/2022) - Ist SAR Yogyakarta

Solopos.com, BANTUL – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat sejumlah sungai yang melintas di wilayah Kabupaten Bantul tercemar bakteri fecal coliform. Sungai Opak dan Sungai Gajahwong menjadi sungai yang memiliki kondisi cemar berat pada pemantauan periode 1 tahun di 2023.

Kepala DLH Bantul, Bambang Purwadi Nugrogo, mengatakan pencemaran sungai itu terungkap berdasarkan pemantauan indeks kualitas air (IKA). Dari hasil pemantauan itu, Sungai Opak dan Sungai Gajahwong dalam kondisi cemar berat pada pemantauan tahun 2023.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Penyebabnya karena nilai parameter fecal coliform seluruh titik di sungai tersebut melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu 1.000 MPN/100ml, sementara nilai fecal coliform sesuai hasil pemantauan antara 1.500.000 – 4.300.000 MPN/100ml.

Sementara konsentrasi fecal coliform yang tinggi juga terjadi di Sungai Winongo, Tirtonirmolo, Kasihan yaitu sebesar 920.000 MPN/100 ml.

“Penyebab tingginya nilai fecal coliform melebihi baku mutu dapat disebabkan oleh banyaknya aktivitas domestik, pertanian, dan peternakan,” katanya, Kamis (30/5/2024).

Sekadar informasi, Fecal coliform merupakan bakteri yang dapat ditemukan pada usus manusia dan hewan berdarah panas. Bakteri tersebut termasuk dalam keluarga Enterobacteriaceae, dan jenis yang paling umum diidentifikasi adalah Escherichia coli (E.Coli).

Fecal coliform adalah indikator yang umum digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran air oleh kotoran manusia dan hewan. Kondisi ini terjadi di Sungai Opak, Sungai Gajahwong dan Sungai Winongo yang mengaliri wilayah Bantul.

Menurut Purwadi, sumber pencemaran bakteri fecal coliform bersumber dari buangan limbah rumah tangga, buangan septic tank, cemaran kotoran hewan ternak dan pupuk. Pada tahun 2023, DLH melakukan sampling pola perilaku masyarakat dalam membuang sampah maupun limbah domestik ke sungai masih cukup tinggi.

“Secara visual pada saat pemantauan terlihat warna air keruh,” katanya.

Dia menuturkan keberadaan fecal coliform dalam air dianggap sebagai tanda pencemaran tinja yang mungkin mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Karena itu menurut dia, pengukuran fecal coliform tersebut penting sebagai indikator kualitas air dan keselamatan sanitasi air di wilayah Bantul.

“Untuk menurunkan nilai fecal coliform yang masuk ke perairan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan pengelolaan air limbah baik melalui IPAL domestik, komunal maupun IPAL domestik skala perkotaan,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Awas! Sejumlah Aliran Sungai di Bantul Tercemar Bakteri Fecal Coliform, Berikut Daftarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya