SOLOPOS.COM - Masyarakat melintas di pusat situs Gunung Wingko yang berada di Padukuhan Ngepet, Srigading, Sanden, Bantul, Jumat (31/5/2024). (Harian Jogja/Jumali)

Solopos.com, BANTUL—Keberadaan pusat situs Gunung Wingko yang berada di Padukuhan Ngepet, Srigading, Sanden, Bantul, kini kian memprihatinkan.

Lokasi cagar budaya tersebut tidak terawat, bahkan situs yang biasa digunakan untuk penelitian arkeologi tersebut, kini ditawarkan untuk dijual.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Ketua Pokdarwis Srigading, Sanden, Atmana mengungkapkan, tidak bisa berbuat banyak terkait dengan kondisi dari pusat situs yang tidak terawat tersebut.

Bahkan, pihaknya juga tidak mampu berbuat apa-apa ketika tanah lokasi pusat situs tersebut ditawarkan untuk dijual. Sebab, diakuinya, lokasi tersebut berstatus SHM.

“Ya, sayangnya kepedulian dari pemangku wilayah, dari dinas kebudayaan, atau mungkin masukan kesananya kurang. Jadi ya seperti itulah kondisinya,” terang Atmana, ditemui Jumat (31/5/2024), dilansir Harianjogja.com.

Selain itu, kata Atmana, sejumlah titik lain, yang juga digunakan untuk penelitian terkait dengan situs Gunung Wingko,saat ini telah berdiri perkampungan.

Padahal, situs Gunung Wingko sejatinya tidak hanya ada di Padukuhan Ngepet, Srigading, Sanden, Bantul, namun memanjang  ke timur sampai ke Kalurahan Tirtohargo, Kapanewon Kretek.

Hanya saja, kata dia, selama ini banyak penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta dan sejumlah peneliti dari UGM dan kampus lainya, lebih banyak berada di Padukuhan Ngepet, Srigading, tepatnya di pinggir sebelah barat Jalan Samas.

“Kalau dari Balai Arkeologi Yogyakarta itu melakukan penelitian di sini pada 1972 sampai 1998. Lalu ada juga dari UGM dan beberapa pihak,” kata Atmana.

Menurut Atmana, di Gunung Wingko ini banyak ditemukan fragmen gerabah. Adapun arti dari Gunung Wingko adalah gunung gerabah.

“Karena Wingko itu kan dalam Bahasa Jawa memiliki arti kreweng atau fragmen gerabah, sedangkan gunung berarti gunung atau bukit,” imbuhnya.

Temuan Artefak Lain

Selain fragmen gerabah khas hias anyam dan tenun, Atmana mengungkapkan ada artefak lain seperti benda-benda dari logam (perunggu dan besi), manik-manik, perhiasan tulang, alat batu, serta temuan ekofak berupa tulang binatang, arang, dan rangka manusia.

“Berdasarkan temuan tersebut, maka kegiatan utama masyarakat Gunung Wingko saat itu adalah memproduksi garam, membikin anyaman, dan membuat gerabah,” terang Atmana.

Lurah Srigading, Prabawa Suganda mengungkapkan jika Gunung Wingko dulunya adalah nama kalurahan yang mencakup empat dukuh yakni Dukuh Ngepet, Dukuh Tegalrejo-Tegalsari, Dukuh Soge Sanden, dan Dukuh Baran Cetan.

Namun dalam perkembangannya, Gunung Wingko bersama dengan Kalurahan Kalidjurang, Kalurahan Srabahan, dan Kalurahan Pugeran digabung dan membentuk Kalurahan Srigading.

“Kalurahan Srigading sendiri berdiri 22 April 1948 dan merupakan gabungan 4 kalurahan lama tersebut,” ucapnya.

Sementara Analis Sumber Sejarah Dinas Kebudayaan Bantul Fanisa Fiandra Anindita sebagaimana dikutip dari laman resmi Disbud Bantul mengungkapkan jika situs Gunung Wingko merupakan salah satu gambaran kehidupan masyarakat pesisir selatan Jawa yang menjadi permukiman sejak awal masehi.

“Manusia yang menjadi pendukung budaya di situs Gunung Wingko adalah ras Mongoloid,” tulisnya.

Kehidupan yang berlangsung di situs Gunung Wingko, menurut Fanisa, cukup panjang, yaitu sekitar 2000 tahun dengan meninggalkan sisa-sisa kehidupan berupa artefak dan non artefak di empat lapisan budaya.

“Adapun mata pencarian pokok masyarakat saat itu adalah sebagai petani garam, memelihara ternak, berburu binatang dan juga menangkap ikan,” terangnya.

 

Berita ini telah ditayangkan di Harianjogja.com dengan judul “Miris! Begini Kondisi Situs Gunung Wingko-Kampung Purba Pesisir Selatan Jawa di Bantul”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya