SOLOPOS.COM - Narasumber berbicara dalam Rembag Kaistimewan bertajuk Revitalisasi Pasar Sentul Melalui Dana Keistimewaan, yang disiarkan langsung melalui channel Youtube Paniradya Kaistimewan, pada Kamis (30/5/2024). (Tangkapan layar Youtube)

Solopos.com, JOGJA–Bangunan Pasar Sentul di Kota Yogyakarta yang telah selesai direvitalisasi membuat pedagang dan pengunjung semakin nyaman. Wajah baru pasar tradisional tersebut juga mampu menggaet generasi muda untuk datang berkunjung.

Hal itu mengemuka dalam Rembag Kaistimewan bertajuk Revitalisasi Pasar Sentul Melalui Dana Keistimewaan, yang disiarkan langsung melalui channel Youtube Paniradya Kaistimewan, Kamis (30/5/2024).

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Urusan Kaistimewan, Tri Agus Nugroho, menguraikan pasar menjadi sentra ekonomi dan pusat pertumbuhan ekonomi yang harus dikelola dengan baik. Pasar Sentul merupakan satuan ruang strategis di Yogyakarta sehingga kawasan tersebut perlu diselaraskan.

“Yang kedua harus punya manfaat menjadi sentra ekonomi yang harus dikembangkan. Harus jadi sebuah tempat ekonomi yang unik. Pasar Sentul enggak hanya jualan sayuran, dan ayam, jadi ini harus jadi pusat apa pun,” terang Agus.

Agus menyebut sebuah pasar bisa tempat aktivitas ekonomi sekaligus budaya. Dengan pengembangan Pasar Sentul melalui dana keistimewaan diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan, terutama bagi pedagang.

Lebih lanjut, Agus menguraikan revitalisasi pasar tersebut menelan dana sebesar Rp28 miliar. Dana tersebut juga digunakan untuk membangun selter untuk pasar darurat bagi para pedagang selama proses revitalisasi.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, mengakui revitalisasi pasar tidak hanya mengubah infrastruktur bangunan, tetapi juga membangun pasar berdasarkan komunitas, budaya, dan ekonomi.

Mendorong Wisata dan Ekonomi Kreatif

Melalui revitalisasi yang dilakukan, dia berharap Pasar Sentul sebagai sarana perdagangan dan distribusi yang memadani. Menurut Ambar, pasar merupakan ekosistem yang sangat lengkap.

Transformasi Pasar Sentul juga mampu mendorong wisata budaya, pariwisata, edukasi, dan ekonomi kreatif. Menurut Ambar, revitalisasi pasar selalu membawa dampak positif.

Misalnya, pengunjung Pasar Prawirotaman seusai revitalisasi mencapai 1.200 saat akhir pekan. Tren positif juga tampak di Pasar Sentul yang baru dibuka Februari 2024 setelah revitalisasi. Sirkulasi pengunjung di Pasar Sentul menyentuh 600 orang hingga 700 orang saat weekday, dan 800 orang hingga 900 saat akhir pekan.

“Tingkat kunjungan tentunya identik dengan omzet pedagang,” kata Ambar.

Pasar Sentul dibangun sebanyak tiga lantai dan dilengkapi rooftop. Dalam mengadopsi teknologi digital, pihaknya bekerja sama dengan Gojek sejak pandemi Covid-19. Dengan pembelian minimal Rp30.000, pembeli yang bertransaksi melalui Gojek mendapatkan cashback Rp10.000.

Ketua Paguyuban Pasar Sentul, Budi Kusuma, menjelaskan Pasar Sentul dibangun sejak 1980-an. Karena berusia lebih dari 40 tahun, tentu kondisi Pasar Sentul perlu diubah.

“Alhamdulillah sekarang beda, yang datang pengunjungnya sudah tiga bulan ini mulai naik. Generasi muda mulai datang ke Pasar Sentul, yang lebih bersih, lebih indah, dan lebih nyaman,” ujarnya.

Konsultan bisnis, Bio Hadikesuma, menjelaskan transformasi pasar adalah hal menarik. Dengan adanya rooftop dengan jam buka pasar hingga malam hari, tentu bakal menggaet segmen pengunjung yang makin beragam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya