SOLOPOS.COM - Ilustrasi penerimaan peserta didik baru atau PPDB. (freepik)

Solopos.com, KULONPROGO – Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMAN dan SMKN untuk jalur zonasi regular dan prestasi yang sekolahnya berlokasi di kawasan pinggiran Kabupaten Kulonprogo sepi peminat. Kuota yang disediakan tidak terpenuhi.

Sekolah yang minim amino pendaftar di Kulonprogo pada jenjang SMA terjadi di Kapanewon Samigaluh dan Kokap. Sedangkan PPDB untuk SMK di Kulonprogo yang sepi peminat terjadi di Kapanewon Girimulyo dan Kokap.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Dari pantauan Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Kulonprogo, Kamis (27/6/2024) hingga pukul 13.00 WIB, menunjukan SMA di Samigaluh dan Kokap daya tampungnya belum terpenuhi.

“Dari 100-an, baru hampir 50, artinya dari daya tampung yang mendaftar belum sampai 50 persen,” kata Kepala Seksi Layanan Pendidikan Balai Dikmen Kulonprogo, Fajrina Sulistiyani.

Sementara untuk PPDB SMK di Kulonprogo, jelas Fajrina, relatif lebih tinggi pendaftaranya sekalipun dalam kategori wilayah sepi peminat.

“Kalau di SMK Kokap dan Girimulyo ini di atas 50% daya tampungnya sudah terisi,” ungkapnya.

Fajrina mengklaim sepinya peminat PPDB SMA dan SMK di Kulonprogo tersebut karena faktor preferensi dan kepadatan penduduk.

“Bukan karena akses menuju sekolah yang sepi jauh atau ada kendala, bukan juga karena kualitasnya sangat kurang,” terangnya.

Bukti klaim Fajrina itu adalah SMKN 1 Samigaluh sudah penuh daya tampungnya, sekalipun akses menuju sekolah tersebut lebih jauh dari SMAN 1 Samigaluh yang daya tampungnya masih di bawah 50%.

“Artinya bukan karena akses sekolah tersebut, buktinya SMKN 1 Samigaluh itu, soal kualitas tentu kami selalu mengupayakan pemerataan kualitas layanan pendidikan,” jelasnya.

Bukti lain yang diajukan Fajrina adalah SMAN 1 Girimulyo yang juga lumayan peminatnya sekalipun sama-sama letaknya di pinggiran Bumi Binangun.

“Kalau di Girimulyo ini prakiraan kami soal kepadatan penduduk, jumlah SMP di sana juga terbatas artinya suplai lulusan SMP masuk SMA atau SMK juga terbatas. Lalu kenapa SMKN1 Girimulyo masih kurang pendaftarnya karena kebanyakan lebih memilih SMAN 1 Girimulyo,” paparnya.

Fajrina menyebut faktor preferensi ini jadi salah satu sebab adanya sekolah yang sepi pendaftar. “Preferensi ini termasuk memperlihatkan peta persaingan yang ada, kalau di kawasan perkotaan itu yang ketat pendaftaran SMA, sedangkan di daerah pinggiran itu SMK yang lebih ketat,” tuturnya.

Sementara itu dari empat jalur yang sudah dibuka Balai Dikmen Kulonprogo pada PPDB jenjang SMA dan SMK, menurut Fajrina, persaingan yang paling ketat adalah jalur prestasi.

“Karena kuotanya hanya 5% sedangkan pendaftarnya banyak, jadi yang paling ketat,” katanya.

Sebelum membuka jalur zonasi reguler dan prestasi pada pekan terakhir Juni ini, Balai Dikmen Kulonprogo sudah merampungkan jalur perpindahan orang tua dan afirmasi.

“Semuanya lancar, hanya kendala normatif saja seperti telat bikin akun, kesalahan data, dan semacamnya,” ujarnya.

Terkait tren peminat jalur afirmasi yang meningkat hingga menyebabkan fenomena di kabupaten/kota lain yang menyebabkan permohonan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai tanda warga miskin juga meningkat, Fajrina tak melihatnya di Kulonprogo.

“Kalau kami di sini mengikuti prosedural saja, lagi pula yang mengurusi DTKS adalah Dinas Sosial, tidak ada masalah itu juga di Kulonprogo.”

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul PPDB SMA dan SMK Kulonprogo, Sekolah di Pinggiran Sepi Peminat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya