SOLOPOS.COM - Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. (Instagram @kustinisripurnomo)

Solopos.com, SLEMAN – Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dan mantan Sekretaris Daerah Sleman, Harda Kiswaya, berebut rekomendasi sebagai calon bupati dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Kedua tokoh ini tercatat mengikuti penjaringan bakal calon bupati Sleman di Partai Nasdem Sleman. Penjaringan bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati lewat Partai Nasdem Sleman dibuka sejak 1 Mei 2024 dan ditutup pada 7 Mei 2024.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Ketua DPD Nasdem Sleman, Surana, mengungkapkan dari penjaringan tersebut ada tiga nama yang berebut kursi bacabup dan tiga nama lain bersaing mendapatkan rekomendasi bacawabup.

Dari tiga nama yang mendaftar sebagai bakal calon bupati, di antaranya ada nama Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, dan mantan Sekda Sleman, Harda Kiswaya. Sedangkan satu orang pendaftar bakal calon bupati lainnya ialah Surana sendiri sebagai kader Partai Nasdem.

“Yang daftar itu pertama Pak Harda Kiswaya, kedua Bu Kustini Sri Purnomo, ketiga saya sendiri diajukan partai,” terang Surana pada Selasa (14/5/2024).

Sementara pada posisi bakal calon wakil bupati, tiga nama yang bersaing untuk mendapatkan dukungan Partai Nasdem di Pilkada mendatang meliputi Lurah Condongcatur, Reno Sangaji, Anggota DPRD DIY dari Partai Golkar, Nurcholis dan seorang kandidat lain atas nama Khairil.

Usai pendaftaran ditutup, seluruh kandidat yang mendaftar baik di posisi bacabup atau bacawabup akan menjalani fit and proper test. Setelah itu nama-nama tadi akan diajukan ke DPW Partai Nasdem sebelum terakhir dibawa ke meja DPP Partai Nasdem.

“Kalau setelah ini diajukan ke DPW, dipleno di DPW. Terus nanti dipleno lagi dikirim ke Jakarta ke DPP. Nanti tinggal nunggu DPP jadwalnya belum tahu. Pada jeda ini kita komunikasikan dengan para bacalon nanti kita sampaikan perkembangan-perkembangannya kepada mereka.

Kalau sudah nanti turun rekomendasinya. Komitmen membesarkan partai bagaimana, komitmen untuk memajukan Sleman bagaimana,” tegasnya.

Surana menegaskan keputusan nama mana yang akan muncul dalam surat rekomendasi sepenuhnya menjadi kewenangan DPP Partai Nasdem.

“Pusat yang akan menentukan kebijakan berdasarkan hasil survei biasanya kalau Nasdem itu, kita langsung survei juga nanti,” tegasnya.

Disinggung soal pintu koalisi, Nasdem Sleman disebut Surana kemungkinan bisa menjalin koalisi di luar koalisi partai di Pilpres. Nasdem Sleman lanjut Surana telah menjalin komunikasi ke sejumlah partai.

“Mungkin sekali, kalau itu dari koalisi pilpres kan sudah kita komunikasi, sudah intens. Sudah intens kita komunikasinya, terus ini kita mau komunikasi dengan partai Golkar, Gerindra, kita sudah komunikasi juga kok dengan Partai Gerindra, PKS, Golkar beberapa waktu lalu sudah ketemu, ketua-ketua, sama ketua fraksi, untuk koalisi itu sudah komunikasi,” tandasnya.

Surana juga sempat mengungkapkan kemungkinan koalisi antara Nasdem, PKB dan PKS. Nasdem yang memiliki tiga kursi legislatif bisa mengajukan calon sendiri bila berkoalisi dengan PKB yang meraih tujuh kursi dalam Pileg. Koalisi akan bertambah kuat bila PKS yang dalam Pileg lalu meraih enam kursi di Pileg turut bergabung dengan koalisi.

“Ya kami sudah komunikasi dengan PKS, komunikasi dengan PKB dan dengan NasDem sendiri, kalau maju kan sudah cukup itu, tujuh plus tiga plus enam sudah 16 kursi kan,” tandasnya.

Meski diikuti bupati petahana, mantan Sekda hingga Ketua DPD partai, menurut Surana kans semua kandidat sama dalam penjaringan, tidak ada nilai khusus. Surat rekomendasi kemungkinan akan mempertimbangkan elektabilitas dari hasil survei dan nilai uji pada fit and proper test.

“Enggak, kalau yang kita ajukan ini sama. Saya dinilai sama, bu Bupati juga dinilai sama, pak mantan Sekda ya dinilai sama. Tapi yang akan menentukan nanti dibuatkan rekomendasi dari pusat kan hasil survei dan fit and proper test,” tegasnya.

Surana menegaskan dasar surat rekomendasi yang akan diterbitkan bersifat ilmiah dan bukan berlandaskan suka atau tidak suka. Misalnya Surana sebagai Ketua DPD Nasdem Sleman tentu disukai internal partai. Akan tetapi setelah ada fit and proper test dan dilempar ke masyarakat, hasil survei dari masyarakat lah yang akan menentukan.

“Saya kalau tidak dipilih masyarakat ya saya legawa,” imbuhnya.

Targetnya siapa pun yang bakal diusung Nasdem nanti dapat menang di Pilkada Sleman. “Ya harapan saya yang diusung Nasdem menang. Targetnya ya, siapa pun yang diusung nanti menang,” tuturnya.

Sebelumnya, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyampaikan bahwa dirinya telah mengikuti penjaringan Partai Nasdem. Namun Kustini menyebut bila dirinya juga berkomunikasi dengan semua partai.

“[Mendaftar] Nasdem, tapi semua partai sudah kita komunikasi. Ya sudah [mendaftar], yang sudah Nasdem,” ujarnya pada Minggu (12/5/2024).

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Seru! Bupati Kustini dan Mantan Sekda Harda Berebut Rekomendasi Nasdem untuk Pilkada Sleman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya