SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa sekolah. (Solopos-Whisnupaksa K)

Solopos.com, JOGJA – Seorang siswa mengeluhkan mahalnya biaya registrasi untuk masuk ke salah satu sekolah negeri di Kota Jogja. Bahkan, siswa tersebut mengaku tidak sanggup membayar karena biaya masuk yang ditetapkan oleh komite sekolah cukup besar.

Keluhan tersebut disampaikan siswa tersebut ke Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Yogyakarta (AMPPY).

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Juru Bicara AMPPY, Robbani, mengatakan komite sekolah yang menetapkan pembayaran uang registrasi itu adalah MAN 1 Jogja.

Murid yang masuk melalui jalur prestasi tersebut sebelumnya dikabarkan telah diterima di sekolah itu pada Maret 2024. Namun, murid itu harus membayar biaya Rp9,5 juta sebagai salah satu syarat pendaftaran.

“Uang Rp9,5 juta itu sebesar Rp1,5 juta sudah ditanggung dari dana BOS. Sisanya Rp8 juta dan Rp5 juta dibayar saat registrasi ulang sementara sisanya yang lain bisa dibayar pada September mendatang,” katanya, Jumat (21/6/2024).

Adapun rincian biaya itu terdiri dari biaya rutin pendidikan satu tahun Rp2,4 juta atau Rp200.000/bulan, pelayanan pembelajaran digital Rp300.000, pembinaan mutu karakter siswa Rp150.000, pemeliharaan sarana prasarana/ lingkungan, pengelolaan dan pemeliharaan perpustakaan berbasis TI, kegiatan Iduladha 1445 H dan PHBI, dana kesehatan dan dana sosial, informasi dan publikasi yang masing-masing Rp200.000.

Kemudian ada kegiatan pembinaan minat, bakat dan potensi siswa Rp300.000, kegiatan keagamaan (Tahfidz, Pesantren Ramadan, pengajian rutin, dan lainnya) Rp450.000, seleksi dan pembinaan KSN, KSM, LKTI, AKSIOMA, MYRES Rp100.000, masa ta’aruf Madrasah Rp150.000, pendampingan dan motivasi peminatan Rp150.000, kegiatan wajib kepramukaan Rp250.000, tes potensi akademik Rp100.000 dan home visit Rp100.000.

Selanjutnya ada pula biaya pembelajaran kontekstual berbasis pembentukan Project P5 tiga proyek Rp600.000, orientasi keorganisasian dan latihan dasar kepemimpinan, bimbingan psikologi dan tindak lanjut serta pembinaan lomba bidang akademik dan beasiswa siswa berprestasi yang masing-masing Rp150.000 dan total biaya operasional pendidikan Madrasah sebesar Rp6,5 juta serta Sumbangan Pengembangan Mutu Madrasah (SPMP) Rp3 juta.

“Seluruh biaya tersebut masih di luar seragam. Kami meminta komite sekolah untuk meninjau ulang biaya tersebut karena terlalu mengada-ada,” pungkasnya.

Atas keluhan itu, Kepala MAN 1 Jogja, Wiranto Prasetyahadi, membantah keterlibatan sekolah dalam pembayaran uang registrasi itu. Menurutnya rincian uang pembayaran itu disusun oleh komite sekolah yang merupakan perwakilan dari orang tua murid.

Hanya saja, dirinya memastikan bahwa pembayaran itu sifatnya sukarela dan tidak dipaksakan.

“Itu boleh mereka tidak isi pun tidak masalah. Memang ranah komite dan sekolah tidak terlibat dan bukan paksaan ke semua murid,” jelasnya.

Wiranto memastikan sekolah tidak berani melakukan pungutan langsung kepada calon murid. Sebab sekolah negeri memang dilarang memasang tarif pungutan kepada calon murid.

Oleh karena itu, dia memastikan biaya registrasi yang diberikan kepada calon murid itu merupakan kesepakatan dari para orang tua murid.

“Pada waktu pengumuman kan kami kumpulkan semua orang tua dan wali, boleh isi sekadarnya. Misalnya biaya program Rp5 juta kalau lanjut boleh dan kalau tidak ya tidak masalah. Artinya itu boleh dia hanya bayar Rp2 juta tidak masalah, ada yang bayar Rp1,5 juta juga tidak apa-apa. Kalau memang tidak mampu ya kami bantu bahkan hanya konfirmasi pendaftaran pun ada, kalau surat keterangan miskin ada itu tidak masalah bagi kami,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya