SOLOPOS.COM - Suasana pembongkaran tenda mahasiswa penuntut pembatalan penerapan IPI di halaman Gedung Rektorat UGM. Sejumlah mahasiswa berupaya bertahan di tenda-tenda yang tersisa pada Jumat (31/5/2024). (Harian Jogja/Catur Dwi Janati)

Solopos.com, SLEMAN – Tenda para mahasiswa yang melakukan aksi kamping di halaman Gedung Rektorat Universitas Gadjah Mada (UGM) dibongkar paksa oleh petugas Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja Kedaruratan dan Lingkungan (K5L) UGM, Jumat (31/5/2024).

Mahasiswa yang merasa tuntutannya belum dipenuhi menolak untuk bubar dan memilih bertahan di tenda-tenda yang tersisa.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Sebelumnya, aksi mahasiswa yang menuntut pembatalan penerapan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) dan pemberlakukan delapan golongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di halaman gedung rektorat sempat memanas. Dalam aksi tersebut sempat terjadi ketegangan antara petugas dan mahasiswa yang tak mau bergeser dari lokasi aksi.

Gesekan antara petugas dan mahasiswa beberapa kali terjadi saat gladi bersih upacara Hari Lahir Pancasila yang akan dilaksanakan di halaman gedung rektorat. Mahasiswa kukuh untuk duduk di area tiang bendera terlibat aksi dorong dengan para petugas.

Meski sempat memanas, ketegangan berangsur mereda dan gladi pun terus berlangsung dengan mahasiswa yang tetap bertahan di area tiang bendera.

Tindakan petugas membongkar paksa tenda para pengunjuk rasa mulai berlangsung sekitar pukul 14.22 WIB. Namun mahasiswa yang menempati tenda-tenda kukuh untuk tetap bertahan. Sementara petugas tetap mengemasi barang-barang para mahasiswa.

Tenda, sejumlah spanduk, karangan bunga satu per satu dikemasi para petugas. Mahasiswa enggan beranjak di lokasi unjuk rasa berupaya mempertahankan tenda-tenda yang tersisa.

Humas Aliansi Mahasiswa UGM, Maulana, menegaskan massa aksi akan tetap bertahan hingga tuntutan mereka dicapai.

“Yang pasti tetap bertahan sampai tuntutan kita dicapai, tuntutan kita dipenuhi sama Bu Ova,” kata Maulana pada Jumat (31/5/2024).

Maulana menyebut ada sekitar 150 mahasiswa yang bertahan saat pembongkaran dilakukan. Namun seiring makin sore, sejumlah mahasiswa nampak masih berdatangan.

“Bagaimana pun entah itu nanti adanya represi dari aparat, kita tetap bertahan di sini,” katanya.

Tuntutan massa aksi masih sama seperti yang digaungkan sejak awal. Mereka menuntut Iuran Pengembangan Institusi (IPI) dibatalkan bagi jalur maupun golongan apapun dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dikembalikan ke delapan golongan.

“Iya, uang pangkal dihapuskan dari semua jenjang maupun dari semua jalur. UKT kembali ke delapan golongan,” ujarnya.

Sekretaris Universitas UGM, Andi Sandi, menyebut pihaknya sejak awal telah menyampaikan bila lokasi aksi merupakan ruang yang akan digunakan kampus. Selain itu, Andi telah meminta mahasiswa untuk mengemasi tenda pada Kamis (29/5/2024) malam. Namun hingga Jumat (30/5/2024) tenda-tenda mahasiswa masih berdiri. Bahkan Rektor UGM pun telah turun bertemu dengan mahasiswa sebelum salat Jumat.

“Kami meminta kepada mereka dengan baik-baik, kalau tidak karena kepentingan yang lebih besar, ada kegiatan yang juga kita lakukan besok selain upacara,” kata Andi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya