SOLOPOS.COM - Sejumlah jip wisata membawa wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (4/3/2023). (Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, BANTUL – Kebijakan berupa larangan kegiatan study tour di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dan Jawa Tengah diyakini akan berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagian besar wisatawan yang datang ke Bantul adalah anak sekolah.

Pelarangan kegiatan study tour itu merupakan imbas dari kecelakaan lalu lintas maut bus pariwisata yang membawa rombongan pelajar SMK Depok di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

“Kalau benar dilarang. Kami pasrah. Karena apa? Wisatawan yang ke Bantul itu kan mayoritas anak sekolah. Kalau dipersentase anak sekolah yang berkunjung itu bisa mencapai 60 sampai 70 persen,” kata Subkoordinator Kelompok Subtansi Pembinaan Usaha dan Investasi Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Markus Purnomo Adi, Rabu (15/5/2024).

Meski demikian, Ipung-panggilan akrab Markus Purnomo Adi, masih berharap jika kebijakan pelarangan tersebut disertai dengan spesifikasi khusus. Jadi tidak semua kegiatan study tour siswa dilarang. Oleh karena itu, untuk memastikan apakah ada penurunan jumlah pengunjung terkait pelarangan kegiatan study tour, pihaknya akan melihat pada akhir bulan ini.

“Kita lihat nanti di akhir bulan dan saat libur sekolah. Kebetulan anak sekolah kan, akhir bulan ini ada yang sudah selesai ASPD. Jadi sementara, kami belum bisa memerkirakan berapa penurunannya nanti,” imbuh Ipung.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul, Singgih Riyadi, mengungkapkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan untuk armada bus study tour, pihaknya akan menggelar pengecekan secara acak terhadap armada bus di sejumlah objek wisata.

Selain sebagai dampak, kecelakaan bus pariwisata para pelajar Depok di Ciater, Jawa Barat, pengecekan kelayakan bus ini penting karena ada beberapa kali kejadian kecelakaan di Bantul, seperti yang terjadi di bukit Bego, beberapa waktu lalu.

“Kami akan cek secara acak. Jangan sampai bus yang berwisata di Bantul tidak layak,” terang Singgih.

Selain itu, Singgih mengaku jika saat ini pihaknya siap untuk melakukan pengecekan terhadap bus yang digunakan oleh pihak sekolah di Bantul dalam kegiatan study tour keluar DIY. Sejauh ini, kata Singgih, sudah ada 11 bus yang terakhir dicek oleh petugas Dishub Bantul untuk SMKN 1 Sedayu yang ingin study tour keluar DIY. Hasilnya 11 bus tersebut layak jalan.

“Sementara tadi sudah ada surat dari SMPN 3 Pleret yang minta dicek kelayakannya. Segera kami cek kondisinya nanti,” ucap Singgih.

Menurut Singgih, upaya untuk antisipasi terkait dengan keselamatan armada yang digunakan untuk study tour tidak hanya menjadi tanggung jawab pihaknya. Namun, juga dari Disdikpora Bantul dan sekolah. Untuk itu, pihaknya berharap agar edaran terkait dengan tips memilih bus untuk kegiatan study tour dipatuhi.

“Kami juga minta kepada pihak sekolah, jika butuh pengecekan armada bus untuk study tour, silakan hubungi kami nanti akan kami cek,” ucap Singgih.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Larangan Study Tour Pemprov Jateng dan DKI Jakarta Berdampak pada Kunjungan Wisata, Dispar Bantul Pasrah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya